SEKARANG
ini penyakit peradaban telah mengejala khususnya dikalanggan pemuda seperti
skizofrenia, stres, bimbang, bingung maupun galau. Jika seseorang detak
jantungnya tidak terpacu kencang, maka tidak akan terjangkit penyakit. Penyakit
ada yang datang dari diri sendir dan dari luar badan manusia seperti bakteri
dan virus.
Begitulah
sepenggal kalimat yang menjadi bahan renungan kegiatan Tadarus Budaya dengan
pembicara Dokter Syamsudin dengan mengusung tema, “Puasa Efeknya Terhadap
Kesehatan” yang diselenggarakan oleh kumpulan komunitas pecinta budaya
seperti Kenduri Hani, Rumah Budaya, dan Rumah Pendidikan Sciena Madani di
pinggiran jalan tol Semarang – Solo tepatnya di daerah Jl. Mulawarman 2
Banyumanik, Jum’at (19/7).
Menurut
Lukman Wibowo, Ramadhan itu patut menjadi renungan khususnya untuk kesehatan,
karena menjaga kesehatan merupakan kebutuhan dan Rasulullah lebih mensukai
umatnya kuat dari pada umat yang lemah.
“Setiap
penyakit pasti ada obatnya, sedangkan tujuan puasa adalah menjadi orang
bertakwa. Jika kebutuhan ruhani dapat teratasi maka ketenangan akan dicapai
sehingga penyakit seperti stres maupun galau akan terobati karena kita telah
mendidik hati,” tutur Syamsudin lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Sultan
Agung Semarang yang tidak ingin sumpah jabatan kedokteran.
Pameran
Foto
Kegiatan
berlanjut dengan pameran foto dari hari Sabtu hingga minggu di halaman
sekretariat Rumah Pendidikan Sciena Madani di Banjardowo Genuk Semarang.
Pameran foto ini digelar untuk belajar peka terhadap realitas sosial yang sering
ditemui di masyarakat.
Lukni
Maulana mengatakan, Rumah Pendidikan Sciena Madani menjadi wadah bagi siapa
saja, ingin membaca di perpustakaannya, mengelar kegiatan maupun berkumpul
membincang permasalahan pendidikan maupun budaya.
“Sebab, kita
membutuhkan ruang-ruang kebudayaan meski hanya di pingir jalan tol maupun di
kampung pedalaman,” katanya
Link berita:
Posting Komentar