NU ONLINE - 15 Oktober 2013
PENGURUS Anak Cabang (PAC) GP Ansor Genuk ngaji sosial budaya. Kegiatan
ini mengambil pokok pembahasan ma’rifat suku Samin hingga simpang siur
sejarah Walisongo, Islam, dan kebudayaan Jawa; serta sejarah akulturasi
dan sejarah nilai.
Kegiatan atas kerjasama dengan Rumah
Pendidikan Sciena Madani tersebut bertempat di rumah Pak RT Zainun
Kamil yang beralamatkan Penggaron Rt 6 Rw 1 Genuk, Semarang, Jawa
Tengah, pada Ahad (13/10).
Dipandu Lukni Maulana, Pengasuh Rumah
Pendidikan Sciena Madani kegiatan tersebut, mulai gemuruh ketika Martin
Moethadhim SM, selaku pembicara, bercerita lika-liku hidupnya. Seperti
kisah spiritualnya ketika Shalat di Gereja Pangkalan Militer Amerika
Serikat.
Pembicara asli Blora ini, mengemukakan berbagai hal
rancaunya dalam membahas sejarah. Ketika akan merunut sebuah sejarah,
semisalkan sejarah tokoh itu seperti ingin menemukan sanad hadist.
“Dengan
belajar sejarah, kita diajak untuk selalu mengumpulkan dokumentasi dan
banyak membaca, karena sejarah selalu saja bisa berubah ketika ada bukti
baru,” kata Martin.
“Sedangkan Samin bukanlah sebuah suku,
melainkan laku hidup yang dinisbatkan kepada pendiri saminisme. Dalam
pergolakkannya saminisme ini muncul sebagai sebuah gerakan untuk melawan
penjajah,” lanjutnya.
Kegiatan Lesehan Ansor ini merupakan wadah
gerakan wacana dan intelektual PAC GP Ansor Genuk yang diadakan setiap 2
bulan sekali dengan menghadirkan para pembicara yang berkompeten di
bidangnya. Selain itu juga Lesehan Ansor menengahkan grup musik Ansor
Nada, sebagai pemantik kemeriahan.
“Selain mendapatkan ilmu dari
pakarnya, ada bonus mendenggarkan Grup Musik Ansorun Nada sebauh grup
musik dakwah dan sedekah,” tutur Muhammad Sodri Ketua PAC GP Ansor
Genuk.
Posting Komentar