Oleh: Lukni Maulana (Dosen AKP Widya Buana Semarang)
Persoalan yang sering dan muncul disetiap wacana pendidikan, khususnya untuk para guru yakni mengenai kesejahteraan hidup. Mengapa mereka bingung dan merasa selalu kurang dalam memenuhi kehidupannya. Padahal di tangannya generasi terbaik dilahirkan, untuk mewujudkan perbaikan pada kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Pemerintah sendiri sudah berupaya untuk mensejahterakan mereka, baik melalui penerimaan pegawai negeri sipil, sertifikasi guru hingga tunjangan untuk para guru. Marilah kita belajar dari sejarah, guru dahulu adalah orang yang paling di hormati sehingga mendapatkan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa
. Mereka tidak memikirkan persolan gaji dan tunjangan, yang mereka pikirakan kebermanfaatan ilmuPemerintah sendiri sudah berupaya untuk mensejahterakan mereka, baik melalui penerimaan pegawai negeri sipil, sertifikasi guru hingga tunjangan untuk para guru. Marilah kita belajar dari sejarah, guru dahulu adalah orang yang paling di hormati sehingga mendapatkan sebutan pahlawan tanpa tanda jasa
Namun sekarang ini peran guru mengalami pergeseran orientasi tujuan pendidikan, kini guru menjadi sebuah profesi. Sehingga akar dari profesi adalah orang yang memiliki profesionalisme dalam bindangnya yakni mengajar. Sehingga para guru dituntut untuk mengairahkan semangat belajar siswa lewat pembelajaran yang atraktif dan menyenangkan.
Tidak dapat dipungkiri kesejahteraan guru perlu dipikirkan. Maka pemerintah bertanggung jawab akan hal itu dengan mewujudkan suatu sistem atau memberikan layanan bank guru dengan memproduktifkan anggaran untuk guru. Jadi pemerintah tidak hanya mengucurkan dana yang besar, akan tetapi mampu memproduktikan sehingga mampu menghasilkan pemberdayaan guru.
Begitu juga dengan guru tidak hanya berpangku tangan mengharap belas kasih dari pemerintah untuk mensejaterakannya. Ia harus mampu menjadi guru yang memiliki idealisme. Sehingga dalam sanubarinya tertananam nilai kemandirian. Prosesi kemandirian tersebut dapat diaplikasikan ke bidang yang lainnya, baik melalui program entrepreneurship maupun menjalin kerja sama antar guru untuk dapat menciptkan suatu tatanan program produktif yang mampu menopang kesejaterannya.
Bagaimana bisa mengajarkan tentang kemandirian kepada siswa, jika para guru saja tidak mampu hidup mandiri. Layaknya pembelajaran yang tidak menginginkan siswanya terpenjara di dalam kelas, seorang guru harus mampu lari dari penjara kesejahteraan dari pemerintah maupun lembaga pendidikan ia mengabdi.
Guru merupakan manusia super yang mampu mentransfer ilmu pengetahuan dan menjadi teladan bagi siswanya. Kita harus malu jika siswa membaca berita baik di media cetak maupun elektronik, ternyata gurunya kurang sejahtera dan suka demo. Begitu juga dengan pemerintah harus lebih malu jika tidak mampu mensejahterakan para guru.
Posting Komentar